Jakarta- Hari Ayah Nasional yang jatuh pada 12 November diperingati dengan berbagai cara oleh netizen. Sebagian besar mengungkapkan rasa terimakasih mereka pada sosok ayah. Rasa haru begitu terasa saat mengucapkan rasa terimakasih ini, apalagi jika sosok ayah telah meninggal dunia. Mengenang sosok ayah yang telah tiada, sebuah puisi yang Setiap tanggal 12 November, kita memperingati Hari Ayah Nasional. Peringatan Hari Ayah dilakukan untuk menghormati peran Ayah dalam kehidupan keluarga. Bagi banyak keluarga, Ayah merupakan sosok pahlawan yang akan selalu ada dalam keadaan apa pun. Untuk mengapresiasinya, Bunda bisa, lo, memberikan kumpulan puisi untuk Ayah. Puisi merupakan karya sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, dan rima. Karya puisi bisa menjadi media yang cocok untuk mengungkapkan perasaan dan rasa terima kasih pada Ayah. Bagaimana pun keberadaan Ayah merupakan suatu hal yang penting dalam setiap keluarga. Ayah bisa menjadi pelindung dan penjamin kebahagiaan keluarga sehingga tak ada salahnya untuk memberikannya penghargaan dalam bentuk puisi. Bila Bunda ingin memberikan puisi baik kepada Ayah atau suami yang kini telah menjadi Ayah, Bunda bisa menulisnya sendiri. Namun, tak perlu khawatir bila Bunda tidak bisa membuatnya, Bunda bisa memberikan puisi mengharukan yang bercerita tentang Ayah. Puisi-puisi ini dijamin akan membuat Ayah merasa bahagia dan tersanjung. Selain itu juga bisa menjadi pelampiasan rasa rindu pada sosok Ayah yang sudah meninggal dunia. Kumpulan Puisi untuk Ayah yang Mengharukan Puisi merupakan sebuah media yang sering digunakan untuk menyampaikan isi perasaan. Bila selama ini Bunda kesulitan untuk mengungkapkan perasaan, Bunda bisa menggunakan kumpulan puisi untuk Ayah ini untuk membagikannya. 1. “Untukmu Seorang Bapak” karya Ibnu Abhi, Puisi sebagai Ucapan Terima Kasih Sumber Pexels Meski suaramu Tak semerdu nyanyian lembut seorang ibu Kau membingkaiku dengan nada nada ketulusan Yang mengantarkan hatiku Menuju lembah tinggi Bernama kedamaian Meski sentuhanmu tak selembut belaian suci seorang ibu Namun dengan dekapanmu Ku terhangatkan dengan kasihmu Ku terlenakan Dengan cintamu Tangisku berderai Kala ku ingat ucapan indahmu menimangku Kala ku sentuh tubuh letihmu menjagaku Seperti karang menjaga debu pasir Kau jaga aku Kau lindungiku Dari kotoran raga dan jiwa yang kan basahiku Kau rela di terpa deburan buih Yang berlalu Demi aku Demi anakmu Seakan tak pernah lelah Kau hapuskan tetes air mataku Seakan tak pernah bosan Kau redamkan aku dari tangisan Ku urai hati ini Untukmu Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan pada dermaga hidupku Hanya sebentuk puisi Dari ketulusan hati Untukmu bapakku Terima kasih. Artikel terkait Puisi Inspiratif di Hari Ibu 2. Mengenang Ayah karya Sutan Iwan Soekri Munaf, Puisi tentang Kerinduan pada Ayah yang Sudah Meninggal Terpisah Kembali jarak memadu resah Sementara rindu berpacu Aku pun ragu Setelah waktu berjalan sudah Aku lelah mencari kata tanpa bertemu Beku dalam windu demi windu suaramu Membakar setiap jengkal dada tiada kalimat yang dapat merapat Hati terjerat Ayahanda. Aku ingin sekali mendekat Kembali jarak dikuak Barangkali angin sampirkan pesan tentang ragu yang terbentang Barangkali jalan semakin lapang Semakin lelah Semakin lelah Semua menjadi bimbang dan darah beku menggumpal-gumpal Semua tinggal impian Ayahanda. Aku di sini masih mengurai seribu cerita dan membaca sejuta makna dalam katamu saat menyisi… 3. “Kepada Bapak” karya Gunoto Saparie, Puisi tentang Nasihat Ayah yang Sudah Meninggal Sumber Pexels Ada peci putihmu tergantung di kapstok Bertahun-tahun di sana sejak kau pergi Namun jarum-jarum jam dinding berhenti Dan kalender di tembok pun mendadak rontok Ada potretmu mengabur di dekat pintu Ada senyum tipis membayang harapan Betapa berat rindu, bapak, tersendat di kalbu Angin tanah kelahiran melagukan alam pedesaan Selalu kuingat kata-katamu tentang kehidupan Tentang negara, agama, dan pengabdian Kata-kata yang patah-patah, tertahan-tahan Kami tak tahu, ternyata untuk yang penghabisan Ada sandalmu teronggok di ujung ranjang Ada buku-bukumu, kitab-kitab menguning Berjajar di rak, terserak di meja dan lantai Ada yang tertinggal di hati, Allah, kasihmu abadi Artikel terkait 7 Momen Terindah dan Mengesankan Saat Menjadi Ayah 4. “Titip Rindu untuk Ayah” karya Riska Cania Dewi, Puisi tentang Kesedihan Anak Akan Ayah yang Telah Tiada Hening malam Serpihan-serpihan harapan datang Merindu kau kembali bersama Setitik harapan ingin kau kembali datang Berkumpul bersama kami semua Air mata menyesakkan dada Harapan tersapu badai kekecewaan Apa daya mengharapkan mu datang Kau tak akan kembali sebab kau telah bersama Tuhan Ku panggil merpati menyampaikan salam rindu dari anakmu untuk ayah tercinta 5. “Puisi di Suatu Dahulu” karya Norman Adi Satria, Pusi tentang Pelajaran Hidup yang Pernah Diajarkan Ayah Sumber Pexels Rumah masa kecilku yang ada di suatu dahulu hanya berdinding anyaman bambu Agar tampak kuat, Ayah menempelkan kertas bekas dengan lem dari tepung kanji dan meleburnya dengan kapur. Bila hujan datang semuanya luntur. “Ayah, luntur.” “Tak apa, Nak. Lekas tidur.” Ayah sepanjang malam mengumpulkan lap gombal untuk menambal Jangan sampai air hujan merembes ke kasur Agar aku tetap lelap tertidur Suatu hari aku minta dibelikan air mancur Agar mandiku tak usah mengguyur “Ayah, di kamar mandi orang kaya ada air mancur mereka tak usah gebyur-gebyur. Tinggal putar kran langsung cur.” Ayah hanya menghela napas Mungkin pintaku tak terukur Ia hanya seorang tukang cukur Namun sorenya aku melihat air mancur di kamar mandiku Ayah membuatnya dari botol bekas yang ia lubangi kecil-kecil di bawahnya Airnya dari ember yang terus ia isi air dari timba dari sumur tetangga dan mengalir melalui selang Aku mandi dengan senang berasa seperti orang kaya “Nak, untuk mandi seperti ini kita tak perlu jadi orang kaya, jadilah orang yang mampu melakukan apapun dalam keterbatasan yang ada.” katanya sembari terus menimba di suatu dahulu kala. 6. “Saat Ayah Tidur” karya Rayhandi, Puisi tentang Kerja Keras Seorang Ayah Saat ayah tidur Kutemukan seberkah kedamaian di sana Tepatnya di wajahmu yang senja itu Kulihat di sana begitu banyak sajak balada. Saat ayah tidur Kutemukan wajah kebebasan Laksana rindu terbebas dari kesepian menghujam Di sanalah kutemukan ia. Saat ayah tidur Saat itulah kau menjadi asli tanpa topeng tanpa drama Kau menjadi dirimu yang rapuh dan sakit Kau menjadi manusia wajar bukan robot. Saat ayah tidur Ingin rasanya kumenangis Mengingat sebait takdir kita yang sekarat Mati tidak mau menyerah tidak bisa. Saat ayah tidur Ayah kudongakkan wajahku ke atas biru Kumohon padaNya dengan khidmat Semoga aku selalu bersamamu Melihat tidurmu Ayah Artikel terkait 7 Puisi Romantis Ini Bisa Bikin Hubungan Pernikahan Lebih Intim 7. “Lelaki di Sudut Lorong” karya Rayhandi, Puisi tentang Ayah yang Bekerja Keras Selama Hidup Sumber Pexels Lelaki di Sudut Lorong Lelaki di sudut lorong Dia adalah lelaki kuat bak baja dan sabar bak laut Tiada mengeluh ketika susah Tiada pula berteriak ketika senang. Lelaki di sudut lorong Dia adalah lelaki miskin Miskin harta tapi kaya hati Miskin ilmu tapi kata iman Lelaki di sudut lorong Dia adalah lelaki mati rasa Tiada bisa tersenyum tiada bisa menangis Kehidupan telah mempermainkannya Lelaki di sudut lorong Dia adalah lelaki berhati maaf Ratusan orang pernah memakinya, memaki harga dirinya Maaf masih ia suguhkan untuk membalas mereka Lelaki di sudut lorong Dia adalah lelaki yang hidup dengan airmata Hidup di jalan Bertemankan hina dan berkasihkan sengsara. Lelaki di sudut lorong Kerasnya takdir telah mengubahnya Hatinya telah tiada tanpa bentuk Raib ditelan rasa sakit Lelaki di sudut lorong Makanannya adalah kekecewaan Minumannya adalah airmata Dan pujiannya adalah hinaan Lelaki di sudut lorong Tidur di emperan toko Kerjaannya adalah mengharap, tidak! Mengemis Mengemis sedikit nurani dari mahkluk yang mengaku manusia. Lelaki di sudut lorong Dia adalah ayahku Masa mudanya telah menjadikannya batu Kerasnya hidup membuat ia tegar. 8. “Bait Sajak untuk Ayah” karya Novi Aqilla, Puisi tentang Rasa Terima Kasih Anak Atas Kasih Sayang Ayah Ayah… Tulusnya nasehatmu tlah membingkai hatiku Menuju lembah tinggi kedamaian Dekapanmu telah meredam amarahku Tak kuasa tangisku berderai Kala ku ingat kata bijakmu Kau jaga aku Dari kotoran raga dan jiwa yang kan nodai aku Kau rela diterpa deburan buih yang berlalu Demi aku Demi anakmu Seakan tak pernah lelah kau hapuskan tetes air mataku Seakan tak pernah bosan kau redamkan aku dari tangisan Ku urai hati ini Untukmu Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan Pada Dermaga hidupku Hanya sebentuk puisi dari ketulusan hati Untukmu, ayah. Terima kasih. 9. “Kerinduan” karya Niki Ayu Anggini, Puisi tentang Seorang Anak yang Merindukan Ayahnya Sumber Pexels Ayah di mana engkau berada Di sini aku merindukan mu Mengiginkan untuk bertemu Merindukan akan belaian mu Kasih sayang mu selalu ku rindukan Engkau selalu hadir dalam mimpi ku Mimpi yang begitu nyata bagiku Mengiginkan engkau untuk kembali Aku selalu mengharapkan engkau hadir Menemani aku setiap hari Menemani masa pertumbuhan ku Untuk tumbuh menjadi besar Tanpa engkau di sisiku Tanpa engkau yang menemani hari-hari ku 10. “Perginya Dirimu” karya Muzdalifah Agustina Tak ada kata yang pantas terucapkan Hanya derai bening yang selalu bercucuran Membayangkan segala kenangan Teringat akan semua kebersamaan Walau ucapmu terkadang pahit Sentakmu buatku sakit Namun kan ku coba tuk bangkit Tak peduli itu mudah ataupun sulit Keluh kesah selalu kau sembunyikan Kau simpan dalam sebuah senyuman Apapun yang kau rahasiakan Aku selalu bisa merasakan Itu dahulu, saat kau masih bersamaku Banyak hal yang buatku malu Malu karna telah menyia-nyiakanmu Kini hanya sesal yang tersisa di jiwa Ingin sekali aku mengulang semua Jika Tuhan mengizinkannya Aku takan lagi buatmu kecewa Andai Tuhan beritahu aku Bahwa Ia akan mengambil ayah lebih dulu Mungkin aku takan lakukan itu Kan ku buat dia bahagia karena aku *** Nah, itulah 10 kumpulan puisi untuk Ayah yang sangat mengharukan. Puisi memang cocok sekali ya, Bun, untuk mengungkapkan perasaan. Baca juga Bisa Bikin Hubungan Keluarga Semakin Harmonis, Ucapkan 9 Kata Pujian untuk Ayah 7 Pujian Kepada Suami yang Sebaiknya Sering dilontarkan Istri Menyiapkan Kejutan Di Hari Ayah Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
Puisiungkapan rindu untuk ayah yang telah tiada adalah kata-kata curahan hati untuk ayah dan
Puisi ungkapan rindu untuk ayah yang telah tiada adalah kata-kata curahan hati untuk ayah dan kata puitis untuk orang tua dirangkai puisi rindu ayah menjelaskan kerinduan hati pada orang yang sudah meninggal kata kata ungkapan rindu kepada ayah bait puisi untuk papa ayah yang telah tiada dipublikasikan berkas puisi, apakah bercerita seperti puisi doa untuk ayah tercinta yang telah meninggal dunia atau bercerita seperti puisi rindu ibu dan ayah yang telah lebih jelasnya disimak saja puisi tentang ungkapan hati untuk ayah yang telah tiada dalam bait puisi aku rindu ayah dalam judul puisi titik rindu pada ayah dibawah Rindu Pada AyahOleh RahmawatiDia bagai raja tanpa singgasanaDia bagai kesatria tanpa tombak di dadaDia bagai seyup angin penyejuk jiwaDia pelindungku, penguat kala aku gundah akan duniaDia ayahkuLelaki pertama yang mengajarkanku akan cintaDia tak pernah marah padakuKarna tegurannya adalah bekalku mengarungi pahitnya masa di duniaAku selalu tahu bahwa dia manusia kuatDia selalu tersenyum walau raganya kuyub berkeringatDia pekerja kerasUntuk memberi kami sesuap nasi untuk bekal dunia yang ganasAku Pikir dia manusia tangguhTapi ternyata dia bisa lemahJika maut membuatnya tersenggahDan dia telah kembali ke tanahDia ayahku yang hebatTapi dia juga manusia yang lemah bila telah datangnya mautAku tak pernah menyangka dia pergiMeninggalkanku dengan tangis dan rindu di hatiaku sayang abahIstirahat yang tenang bah anakmu hanya bisa berdoa dari jauh, walau kau tak lagi disisi tapi kau akan selalu ada di hati TerimaKasih buat semua sahabat yang telah menonton video ini, semoga kita bisa menjaga jangan lupa support terus Channel ini supaya lebih baik dan bermanfaa
- Ungkapkan kerinduan kepada bapak yang telah tiada melalui puisi di Hari Ayah Nasional yang diperingati setiap tanggal 12 November . Inilah saatnya kita mengungkapkan isi hati dan kerinduan terdalam untuk dia, seorang cinta pertama yang telah meninggalkan kita selama-lamanya. Puisi ini bisa dibacakan di depan kelas oleh para murid, bisa juga Anda resapi, sembari mengingat rupa ayah dan menganggapnya sebagai kenangan terindah. Tidak hanya itu, Anda bisa mengungkapkan perasaan di media sosial, menceritakan kepada dunia betapa Anda kangen dengan sosoknya. Simak kumpulan puisi untuk bapak yang telah tiada sambil memperingati Hari Ayah Nasional Kumpulan Ucapan Hari Ayah freepik TITIP RINDU BUAT AYAH Ku tak dapat menghantarkan kepergianmu. Langit mendung turut berduka semua riuh rendah mengingat amal kebaikanmu Ayah, Di bawah nisan dan kamboja ini aku tertunduk Kujatuhkan air mata untukmu Ayah, Kau yang mengajarkan aku tentang arti kehidupan Kau yang mengajarkan aku menghargai sesama Kini ayah pergi, pergi untuk selamanya Tuhan, Jika boleh aku bertemu ayah Ku ingin memeluknya dengan penuh rasa kasih sayang Tuhan kutahu semua itu takkan pernah terjadi Tapi, aku hanya dapat berkata kepadamu. BERJALAN TANPAMU Kususuri senja hari ini, Menatap ke arah matahari, Namun ia perlahan pergi, Tinggalkanku seorang diri. Pagi tiba dengan suryanya, Pancarkan cerahnya cahaya, Belum usai ku sapa, Ia berburu meninggi saja. Kenapa? Kenapa semua pergi tiba-tiba? Kenapa keindahan tak bertahan lama? Kenapa semua berlalu begitu saja?
Soloposcom, SOLO—Puisi berjudul Surat untuk Sungai karya JS Khairen viral di media sosial. Puisi itu menyuarakan kesedihannya atas kabar hilangnya Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril di Sungai Aaree, Swiss. Melalui media sosialnya, ia mengaku ikut terenyuh dengan ketegaran Ridwan Kamil yang hingga kini masih terus mencari keberadaan Eril. Seringnya kita mendengar peringatan hari ibu. Sebenarnya ada tidak sih peringatan untuk ayah? jawabannya tentu ada dong. Hari ayah nasional diperingati setiap tanggal 12 november setiap sebentar lagi kita akan memasuki bulan november nih, dimana hari ayah ikut memeriahkan peringatan hari ayah, di bawah ini sudah merangkum beberapa puisi tentang ayah yang sangat menyentuh hati. Puisi-puisi ini dapat kamu jadikan sebagai referensi atau ide untuk menciptakan sebuah karya puisi puisi untuk ayah ini kami rangkum dari berbagai sumber, jadi jika kamu berasa ada salah satu puisi karyamu dan belum tercantum sumbernya silahkan kontak kami saja, ini dia puisi-puisi untuk ayah yang inspiratif, menyentuh dan JugaKumpulan Quotes Untuk IbuPahlawan KesuksesankuFajar telah menyapa pagi jadikan harimu, hari untuk mencari rezeki, pengorbanan untuk mencari awal yang ajarkan aku arti perjuangan, kau ajarkan aku arti mungkin tanpamu aku tidak bisa seperti tanpamu aku tidak bisa berdiri di tengah-tengah untuk meraih untuk mencapai Muninggar-Penantianku AyahJika Kaumencobek perasaanku,,,AyahRasa sakit dan menyedihkanmenumpuk hati inikau tahu?bagimana perasaanku kala itu?kau egoisegois,,,lama sudah akumenunggu kasih sayangmu,,,Ayahtapi kau tak perdulikau anggap aku ini sampahsampah,,,sampah yang sangat mengotori hidupmukasih sayangmutak sebandingkasih sayang Ibu kepadaku,,,aku sangat merindukanmurindu akan kemarahanmurindu akan bentakanmuaku,,,,,rindu ayahkuingin menjeritkuingin menangistapi kau,,,kau menahankutuk melakukan semua itusekarangaku tak butuh dirimu lagi,,,Ayahkau yang membuathati ini memebencimusudah banyak lukayang kau berikan padakumungkin,,,itulahitulah kasih sayangmu padaku,,,Ayahtak ada artinyamenangisi kasihmu yang kosongyang ada hanya penantiankuselamat tinggal,,,Ayahterima kasih ataskasihmu yang selama inibegitu membekas dihatikuthank you very much,,,my Father-Alfiah Dara Lubis-Lelaki di Sudut LorongLelaki di sudut lorongDia adalah lelaki kuat bak baja dan sabar bak lautTiada mengeluh ketika susahTiada pula berteriak ketika di sudut lorongDia adalah lelaki miskinMiskin harta tapi kaya hatiMiskin ilmu tapi kata di sudut lorongDia adalah lelaki mati rasaTiada bisa tersenyum tiada bisa menangisKehidupan telah di sudut lorongDia adalah lelaki berhati maafRatusan orang pernah memakinya, memaki harga dirinyaMaaf masih ia suguhkan untuk membalas di sudut lorongDia adalah lelaki yang hidup dengan airmataHidup di jalanBertemankan hina dan berkasihkan di sudut lorongKerasnya takdir telah mengubahnyaHatinya telah tiada tanpa bentukRaib di telan rasa di sudut lorongMakanannya adalah kekecewaanMinumannya adalah airmataDan pujiannya adalah di sudut lorongTidur di emperan tokoKerjaannya adalah mengharap, tidak! mengemisMengemis sedikit nurani dari mahkluk yang mengaku di sudut lorongDia adalah ayahkuMasa mudanya telah menjadikannya batuKerasnya hidup membuat ia Cinta Untuk AyahUntukmu tanam cinta di hatikuBersemi hingga menyatu dalam jiwakuTak pernah luput dalam ingatankuBintang yang menemani malamku,Gelap yang menyapa malamku,Dan mentari yang akan temani hariku,Karna tulus dan indah cintamuAku akan menjadikanmu raja dalam hatikuYang akan terus mendekap hati dan cinta kami selalu,Dan selamanya tetap jalan ayah terus kukirim fatihah untuk mu,Bukti cinta pada Almuktari-Ayah dan Burung-burung Aku terbayang ayah yang melangkah di pematang sawah langkahnya tertegunngungun bersama ayah bagai orang-orangan dari jeramidi tengah menguning tali rindu di antara tersintaklah ayah bersama riuh burung-burung yang berlepasantak kembali Tanjung Banua-PanutankuSaat aku kecilAyah sangat baikKau peluk aku dengan jari-jarimu yang kuatKau belai serta kau cintai akuAyahKetika ibu adaKamu bersama ibu mendidikkuMemberi apa saja yang aku memintaBekerja, cari uang supaya aku masih tersenyumAyahTidak ada pahlawan yang lebih baik sesudah IbuKecuali kamu AyahAyah, engkaulah pahlawanku-Unknown-Untukmu AyahkuDi keheningan secercah menyambut jiwamu harapan agar kau kembali sepenggal kata bijak yang bisa sedeku, tangan meminta, mulut bergoyang, jatuh air apalah harapan hilanglah kau telah Sekar Ayu-Ungkapan Hati Seorang AnakDari rahim seorang wanita yang tegar aku dilahirkanDari seorang pria yang tangguh aku dididikEngkaulah yang pertama kali aku kenal sejak lahirYang telah memberikanku kasih sayangMemberikan kehangatan ketika aku kedinginanMemberikan perhatian ketika aku menangisDan yang selalu mengganti popokkuKetika aku pipis dicelanaEngkau juga telah menjadikanku seperti iniDari ketika masih ingusan hingga beranjak dewasaKetika beranjak dewasa seperti ini aku mulai sadarBahwa aku belum bisa membahagiakanmuBanyak waktu yang telah aku sia-siakanBanyak kata yang aku lontarkan yang membuatmu kecewaDan telah banyak uang yang kau berikan padakuSeakan-akan untuk membuatku senangAyah ibuKata maaflah yang bisa aku ucapkan saat iniDan sebuah do'alah yang mungkin bisa aku panjatkanAku berdo'a semoga engkau tetap diberikan umur panjangSampai aku benar-benar bisa membahagiakanmuSampai aku benar-benar menjadi seseorang yang kau harapkanMenjadi anak yang bermanfaat bagi sesamaDan menjadi anak yang selalu taat kepada-Nya-Andika Surya-Saat-Saat Bersama AyahWaktu berjalan begitu cepatMenikam waktu dan kenangan yang kugenggam bersama AyahBermain dengan puisi biru saat aku bekuHilang kosong di tangan, waktu sedikit tahuTahu bahwa hatiku teramat menyayangi AyahAku tidak akan kehilangan seperti iniSeperti puisi kehilangan barisKenangan begitu banyak berputar di otakkuSaat bermain hujan saat memancingKenangan itu masih menyatu dengan kenyataanKenyataan yang tiada berhenti mempermainkanku-Unknown-Yang Berjiwa Tegar BagikuEngkau penawar sesal di arena luasMemberi dengan cintaHidup untuk kamiBerjuang untuk keluargaSelalu terpatri dalam hatiPerjuanganmu yang penuh artiBangga diri ini dititipkan padamu ayahSenyummu di hadapan kamiMerubah segala payahTerimakasih ayahAkan ku jaga kebanggaanmu padakuHingga tiba saat anakmu tumbuh dewasaEngkau berbesar hati melepasnyaMenjadi bagian dari diri yang lain-Kurnia Habibah-Bait Sajak untuk AyahAyah...Tulusnya nasehatmu tlah membingkai hatikuMenuju lembah tinggi kedamaianDekapanmu telah meredam amarahkuTak kuasa tangisku berderaiKala ku ingat kata bijakmuKau jaga akuDari kotoran raga dan jiwa yang kan nodai akuKau rela diterpa deburan buih yang berlaluDemi akuDemi anakmuSeakan tak pernah lelah kauhapuskan tetes air matakuSeakan tak pernah bosankau redamkan aku dari tangisanKu urai hati iniUntukmuUntuk segalanya yang tlah kau labuhkanPada Dermaga hidupkuHanya sebentuk puisi dari ketulusan hatiUntukmu, ayah. Terima Aqila-Untuk Ayah dan IbuAyah.. Ibu..Walau sering aku mendurhakaimuKau tetap tersenyumAyah.. Ibu..Kau peras keringatmuHanya untuk buatku bahagiaAyah.. Ibu..Aku berjanjiAku berdoaSelalu berusaha semampukuBahagiakanmu di masa tuamu-Novi Aqila-AyahDi setiap tetes keringatmuDi derai lelah nafasmuSi penuhi kasih sayang yang luar biasaDemi aku kau rela di sengat matahariHujan pun tak dapat membatasimuuntuk aku anakmuDi setiap doamu kau haturkan segenap harapanAyah...Kan kujaga setiap nasehatmuDi setiap nafaskuDi relung hati akan kuhangatkan namamuAkan kukobarkan semua impianmuHanya untuk menikmati senyumuDi ufuk Anjelia Ningrum-Untuk AyahNegriku, di depan mata akan segera datang ayahmuBak mentari dan paginya yang cerahAyah baru akan menyayangimu,Tanpa mengharapkan pengembalian darimu,Tanpa merampas uang tabunganmu kami akan memilihmu esok hariAyah, jangan lagi biarkan kami lapar dan mengais disiang hari,apa lagi meminta....Ayah, jangan tegakan kami memeluk dingin di emperan jika malam menjelangAyah, buatkan dinding-dindang kokoh,dengan kolong kasur, bukan lagi kolong jembatanAyah, didik kami dengan nada yang ramah, bukan lagi bentakan kasar dan tembakanAyah, Negri ini rumah kami dan engkau ayah kamiAyah, hapuskan air mata kemiskinan kami dan peluk kami kedalam dada kepemimpinanmuAyah, kami anak negri yang mengharapkanmuYang mengenalkan kami pada ketauhidanJika kami bisa patuh pada Tuhan,Maka kami akan tahu menghormati dan menyeganimuAyah, sayangi kami dan rumah ini...Anak negri yang rindu akan kedamaian negri sendiri-Intan Purnama-Ayah Kerut di wajah tanda usia senjaTak menghalangi langkah tegarmuMandi keringat membanting tulangDemi kami semua keluargamuFajar menyingsing kau melangkahDi senja hari baru kau kembaliHanya ada satu tujuan muliaMemberi sinar bahagia bagi kamiKau memohon pada TuhanBerkah keselamatan untuk AyahMemberi rahmat dan kekuatanMelindungi jalan Pratiwi-Getar Malam RindukuIngin ku gali gundukan ituDan mencabut papan nama setiap dukakuBiarlah nafasku memeluk tentang muPuisi-puisi gelap menimang kuSajak berairmata merangkulkuDan merambatkan tiap ratap disekitar gelapSeolah kau utus jangkrik untuk memejamkan lelah kuNyanyi cerita tentang dahaga merinduSeolah kau titipkan restumuLewat dingin malam menyuapMantra-mantra penghapus basah tatapkuTiap dendang lantun macapat mengiring senduSeperti suara hati yang tersampaikan padakuBahkan suara gitar berbeda saat angankuMenuju kenangmuGetar yang memancar melahirkan syairBak pujangga berlaguIni untukmu, Itu buatmu, Dan do'a sebagai baktikuMiss you Ayah-Eko Putra Ngudidaharjo-KerinduanAyah di mana engkau beradaDi sini aku merindukan muMengiginkan untuk bertemuMerindukan akan belaian muKasih sayang mu selalu ku rindukanEngkau selalu hadir dalam mimpi kuMimpi yang begitu nyata bagikuMenginginkan engkau untuk kembaliAku selalu mengharapkan engkau hadirMenemani aku setiap hariMenemani masa pertumbuhan kuUntuk tumbuh menjadi besarTampa engkau di sisikuTampa engkau yang menemani Hari-hari ku-Niki Ayu Anggini- Puisiuntuk sahabat yang telah meninggal adalah puisi sahabat yang diterbitkan blog berkas puisi yang menceritakan tentang kenangan bersama seorang sahabat yang kini telah tiada atau sudah meninggal dunia. Aku tidak pernah memberitahumu. PUISI AYAH YANG TELAH MENINGGAL DUNIA.
puisi untuk ayah yang telah tiada
Tiadasekali pun kau kembali Hingga kami bak bahtera tanpa nakhoda Terlunta, merana Ayah Lihatlah, aku sekarang semakin besar Baju yang kau beli dahulu, sudah sangat sempit dan usang Namun aku masih memakainya, ku harap kau teringat dan datang Ayah Pulanglah Aku rindu Kami rindu Kau telah berjanji padaku Akan membelikan baju baru
adalahwanita yang telah melahirkanku merawatku membesarkanku mendidikku hingga diriku telah dewasa engkau korbankan segalanya untuk aku Ibu jasamu tiada terbalas jasamu tiada terbeli jasamu tiada akhir ayah Lewat sebait puisi untuk mengenangmu Bila datang saatnya nanti

KumpulanPuisi Untuk Ibu dan Ayah. Kumpulan puisi untuk ibu dan ayah sengaja kami bagikan khusus buat anda semua yang lagi mencari beberapa Kumpulan puisi untuk ibu dan ayah yang mana dalam memberikan puisi kepada kedua orang tua sama halnya kita berdoa untuk ibu dan ayah kita, karena itu kumpulan puisi ibu dan ayah banyak di cari.

0515 Tidak ada komentar: kini tinggalah kenanggan yang tersisa ayah andai engkau bisa dengar suara ku di sini aku masih mengiginkan mu rindu saat kau peluk aku rindu saat kau usap rambut ku tapi kini tinggal hanya bayangan wajah mu Puisi untuk ayah ku aku terasa telah b mengenai keluarga ku. VAt0.
  • nzbq3m1u5v.pages.dev/494
  • nzbq3m1u5v.pages.dev/480
  • nzbq3m1u5v.pages.dev/410
  • nzbq3m1u5v.pages.dev/996
  • nzbq3m1u5v.pages.dev/596
  • nzbq3m1u5v.pages.dev/186
  • nzbq3m1u5v.pages.dev/145
  • nzbq3m1u5v.pages.dev/29
  • nzbq3m1u5v.pages.dev/402
  • nzbq3m1u5v.pages.dev/504
  • nzbq3m1u5v.pages.dev/918
  • nzbq3m1u5v.pages.dev/848
  • nzbq3m1u5v.pages.dev/607
  • nzbq3m1u5v.pages.dev/969
  • nzbq3m1u5v.pages.dev/803
  • puisi untuk ayah yang telah tiada