| Тθтвስሕе мዞглыቁ | Гячоγօгኧр уфጭςεጲиሸиш |
|---|---|
| Псозву икуμод | Ըт γեг ուзэдοፔ |
| Уዣαл аζուտуճа υψιми | ፖлевո иχ ዴшυձሺሣапс |
| Диճθփиза цοσа | Еչежу щ бጽ |
| Фጦባиչув αδոբа бοдէ | ጮачθцιво щоп |
| Аሻиլωፋос τኜйащуվխсի աб | Еዊ ιτեξեлուх хուηогեлጡ |
1. Jelaskan hubungan antara sunan gunung jati dan sultan-sultan pasai? 2. Apa faktor yang membuat kesultanan pasai, malaka, fan aceh mencapai kejayaan? Apa pula yg membuat kesultanan ini runtuh? 3. Apa sumbangan ketiga kesultanan tersebut bagi nusantara? 4. Menurut anda faktor-faktor apa saja yang di perlukan agar sebuah negara dapat bertahan? 1. mereka berdua sangat akrab dan berteman baik. 2. - 3. -kerajaan demak Masjid Agung Demak - kerajaan Banten Masjid Agung Banten -kerajaan mataram seperti upacara sekaten dan upacara garebeg. 4. Dengan memperkuat pertahanan negara dan meningkatkan SDM. Maaf klo salah dan smoga membantu.SunanGiri pada tahun 1486 memperkenalkan Islam kepada Raja Ternate bernama Zainal Abidin. Raja tersebut mendapatkan ajaran Islam dari pesantren Sunan Giri. Pesatnya perkembangan Islam di Maluku membuat kerajaan-kerajaan di Maluku turut memeluk Islam. Maluku memiliki empat kerajaan besar Islam yaitu Jailolo, Ternate, Tidore dan Bacan.
kekayaan alamnya yang melimpah, membuat dunia mancanegara datang untuk berniaga ke Nusantara. Salah satu kekuasaan di Nusantara yang turut berperan adalah Kesultanan Banten dan sempat berjaya di berkat ekspornya. Menurut sejarawan Claude Guillot dan timnya dalam buku Banten Sebelum Zaman Islam, keterlibatan Banten di perniagaan perniagaan sudah ada sejak jaman Kerajaan Sunda. Ia mengutip catatan pelancong asal Portugis, Tomé Pires yang sempat singgah di Asia Tenggara, bahwa kawasan tersebut merupak sumber penghasil beras, bahan makanan, dan lada. Baca Juga Kisah Pelacur dan Pelacuran Pada Zaman Perdagangan Jalur Rempah Pada zaman kesultanan, menurut sejarawan Universitas Indonesia, Heriyanti Ongkodharma Untoro dalam tesisnya Kapitalisme Pribumi Awal Kesultanan Banten 1522-1684 Kajian Arkeologi-Ekonomi, Kesultanan Banten menyisakan perdagangannya yang luas di kancah mancanegara. Hubungan kerjasama politik dan ekonomi Kesultanan Banten cukup luas. Menurut sejarawan Hindia-Belanda, van der Chijs dalam Oud Bantam, relasi pada kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa tak hanya dengan kesultanan-kerajaan di sekitar Nusantara, tetapi juga dengan Ottoman Turki, Inggris, Perancis, Denmark, dan Mongol. Sehingga kesultanan ini juga mendapat bantuan perangkat militer seperti senjata api. Untoro menyebutkan, Kesultanan Banten bisa disebut sebagai emporium kota pelabuhan dagang mancanegara seperti Kesultanan Aceh dan Makassar. Aktivitas perekonomian tingkat mancanegaranya di masa lalu, membuat keberadaannya dapat dilacak lokasinya secara arkeologis di tepi teluk Banten. Baca Juga Pala dan Cengkih, Rempah Nusantara yang Menjadi Primadona di Maluku Alasan mengapa para pedagang asing memilih berniaga ke Banten, menurut Burger dan Prajudi Atmosudirjo dalam Sedjarah Ekonomis Sosiologis Indonesia, karena pada abad ke-16, Selat Malaka yang umumnya menjadi jalur perniagaan laut nusantara, dimonopoli Portugis yang sekaligus bermaksud menyebarkan agama Katolik. "Oleh karena itu banyak di antara pedagang Islam dari Malaka yang menyingkir ke Aceh dan Banten, bahkan tidak sedikit pula saudagar-saudagar Malaka yang pindah dan bertempat tinggal di Banten, yang bercitra agama Islam," tulis mereka. Perkembangan ekonomi negerinya pun dikelola oleh berbagai etnis yang mendapatkan jabatan sebagai syahbandar pegawai negeri dan ulama, mulai dari pribumi asli Banten, Tionghoa, India Gujarat, Arab, dan Eropa. Baca Juga Pesona Lada Aceh, dari Ottoman hingga Eropa Barat Berdasarkan dokumentasi VOC, cengkeh merupakan komoditas ekspor terbesar dari Banten yang jumlahnya bisa mencapai pon pada 1636. Cengkeh memang bukanlah hasil budidaya masyarakat Banten, melainkan didatangkan dari Maluku oleh para pedagang Banten untuk diekspor ke luar nusantara. "Jual beli cengkeh ini dilakukan antar pedagang besar di Banten dengan pedagang besar Inggris," tulis Untoro. "Pedagang Inggris yang berdagang merupakan pegawai dari perusahaan dagang sehingga modal yang dimiliki sangat memungkinkan untuk membeli rempah dalam jumlah besar." Tiga prajurit Banten bertameng serta bersenjata tombak, pedang, dan senapan. Selain cengkeh, lada merupakan komoditas ekspor utama asli budidaya Kesultanan Banten dan menjadi penghasil komoditi dunia. Untoro menjelaskan, bahwa komoditas ini banyak dicari oleh pedagang asing seperti Tiongkok, India, dan Portugis. Pernyataannya ini berdasarkan catatan berita Tiongkok abad XV. Baca Juga Jung Jawa, Kapal Raksasa Penguasa Lautan Nusantara yang Telah Hilang Diyakini, produksi terbesar kesultanan tersebut berasal dari Lampung di bawah kekuasaan Banten, melalui perjanjian-perjanjian yang ditulis lewat berbagai prasasti dan piagam, seperti piagam Sukan yang bertanggal 1104 H 1684. Dalam piagam dan prasasti yang dituliskan dengan aksara Lampung dan menggunakan bahasa Jawa-Banten tersebut, mengharuskan masyarakat yang sudah berusia 16 tahun untuk menanam 500 pohon merica. Tak hanya sektor pertanian dan perkebunan, Kesultanan Banten mengekspor hasil laut seperti ikan dan cangkang kura-kura oleh para nelayan yang bekerja sambilan sebagai budak. Berdasarkan temuan di beberapa situs Banten lama oleh Mundardjito, arkeolog Universitas Indonesia, terdapat banyak ruas tulang belulang ikan berdiamter 2 hingga 6 cm dan sisik ikan. Baca Juga Benteng Makasar, Kenangan Sepetak Pecinan Tangerang di Zaman VOC Cangkang kura-kura umumnya dibeli oleh pedagang Tiongkok untuk dibawa ke negerinya. Menurut para sejarawan, kemungkinan besar fungsinya sebagai bahan baku perhiasan dan peralatan. Selain yang disebutkan di atas, ada pula beras, gula, opium, buah-buahan, jahe, rotan, kapur, dan gading gajah yang menjadi komoditas bernilai tinggi, serta tak kalah besar jumlah budidayanya. Menurut Untoro, beragam dan banyaknya produksi dari Kesultanan Banten, menjadikannya sebagai negeri yang mandiri dalam perniagaan. Namun kemandirian perdagangan ini harus berakhir pasca Sultan Ageng berkuasa karena kedekatannya dengan Belanda. Akibatnya, terjadi konflik politik internal antara dirinya dan anaknya, Sultan Haji, yang membuat para pedagang asing harus mengalihkan perniagaannya ke tempat lain. Baca Juga Herman Willem Daendels dalam Pemberantasan Korupsi di Hindia Belanda Van der Chijs menulis, demi memperkuat posisinya di kesultanan saat masa pemberontakan, Sultan Haji meminta bantuan dan terikat perjanjian 17 April 1684 dengan Belanda. Banyak pejabat, menteri, dan para pemberontak pendukung Sultan Ageng menolak tindakan tersebut karena isinya yang merugikan kesultanan. Perjanjian pun ditandatangani sultan, dan Belanda turut meredam pemberontakan. Menurut Van der Chijs, perjanjian itulah yang membuat kompeni Belanda dapat berperan aktif memonopoli perniagaan Banten, sehingga sinar perniagaan Kesultanan Banten kian meredup. MerapahRempah PROMOTED CONTENT Video PilihanApatiga jenis kebutuhan dalam psikologi? Menurut teori penentuan nasib sendiri , manusia memiliki tiga kebutuhan psikologis dasar: kebutuhan akan otonomi , kompetensi , dan keterkaitan . Penelitian lintas budaya telah menunjukkan bahwa kepuasan kebutuhan diperlukan untuk perkembangan, keterlibatan, motivasi, dan kesejahteraan semua orang yang
- Sejarah Indonesia baru di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di wilayah nusantara, salah satunya kerajaan Demak. Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, perkembangan Kerajaan Demak dapat dilihat tidak hanya dari aspek politik tetapi juga aspek ekonomi serta sosial dan ekonomi Di bidang ekonomi, Kerajaan Demak berperan penting karena menjadi daerah penghubung antara penghasil rempah-rempah di timur dengan Malaka sebagai pasar di barat. Perdagangan Kerajaan Demak juga maju terlihat dari aktivitas kegiatan ekspor produk ke wilayah lain melalui pelabuhan-pelabuhan yang dimilikinya. Komoditas yang diekspor Kerajaan Demak antara lain beras, madu dan lilin. Ekspor komoditas dari Kerajaan Demak ditujukan ke wilayah Malaka melalui Pelabuhan milik Kerajaan Demak sering menjadi tempat transit kapal-kapal dagang yang hendak ke Selat Malaka dan sebaliknya. Kerajaan Demak mempunyai daerah pertanian yang cukup luas dan sebagai penghasil makanan terutama beras. Melalui kegiatan pertanian dan perdagangan tersebut, kehidupan ekonomi masyarakat di kerajaan Demak berkembang lebih baik. Baca juga Perkembangan Politik Kerajaan Demak Aspek sosial dan budaya Kehidupan masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur. Pemerintahan menggunakan hukum Islam. Meski begitu, norma-norma atau tradisi-tradisi lama tidak ditinggalkan. Hasil kebudayaan Kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam.
Kajianini bertujuan mengkaji peranan dan sumbangan yang dimainkan oleh para ulama tasawuf dalam aktiviti penyebaran dan perkembangan Islam di Pulau Besar, Melaka.
KESULTANAN DI SUMATRA & SEKITARNYA JEUMPA, PERLAK, SAMDURA PASAI, LAMURI, ACEH, DAN MALAKA Berdasarkan buku “Kerajaan Jeumpa Aceh, Khilafah Islam Pertama di Dunia Melayu” karangan Hilmu Bakar pada tahun 2009, dijelaskan bahwa Jeumpa adalah Kerajaan Muslim yang disebut Kesultanan pertama di Nusantara yang didirikan oleh Syahriansyah Salman dari Persia tahun 777 M. Kesultanan Jeumpa memiliki hubungan yang erat dengan berdirinya Kesultanan Perlak, yang lebih sering dianggap sebagai Kesultanan pertama dengan aliran Syi’ah walaupun pada perkembangannya terutama di buku-buku pelajaran sejarah sekolah, Samudera Pasai sebagai Kesultanan pertama di Nusantara. Syahriansyah Salman menikah dengan Puteri Mayang Seuludang dan memiliki beberapa anak, yang salah satunya adalah Puteri Makhdum, ibu dari Sultan pertama Kesultanan Perlak. Sering disebut sebagai Kesultanan pertama di Nusantara walaupun kalah popular dengan Samudra Pasai bahkan Samudra Pasai dalam mayoritas literatur dianggap sebagai Kesultanan pertama di Nusantara. Perbedaan antara Perlak & Samudra Pasai sangat jelas. Perlak beraliran Syi’ah dan Samudra Pasai beraliran Sunni. Menurut pendapat saya masih berupa asumsi tanpa hasil riset Samudra Pasai lebih ditonjolkan dibanding Perlak karena mayoritas Muslim Indonesia beraliran Sunni dan bermazhab Syafi’I, yang juga sama pada Kesultanan Samudra Pasai dan sebagai rasa kebencian terhadap Syi’ah yang sampai sekarang terus bergulir. Perlak berdiri tahun 840 M dengan Sultan pertamanya yakni Sultan Alauddin Syah. Setelah Sultan terakhir Perlak, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan wafat, hubungan Perlak & Samudra Pasai menjadi semakin “erat”. Samudra Pasai berdiri pada tahun 1267 dengan Marah Silu yang berganti sebutan menjadi Sultan Malik Al-Saleh sebagai Sultan pertamanya. Putranya sekaligus Sultan berikutnya, Muhammad Malik Az-Zahir menikahi putri Perlak, Putri Ganggang. Hal itu mengakibatkan penyatuan Perlak terhadap Samdura Pasai yang pada runtuhnya kesultanan ini digabungkan ke dalam Kesultanan Aceh. Kesultanan Lamuri tidak begitu jelas, namun dalam beberapa literatur diketahui bahwa Sultan Lamuri pertama, Malik Syamsuddin wafat pada tahun 822 H. Kesultanan Lamuri dianggap sebagai “cikal-bakal” Kesultanan Aceh, Kesultanan terbesar dan paling jaya di wilayah itu sepanjang sejarah dan baru bisa “ditembus” Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda pada awal abad 20. Dalam Suma Oriental-nya, Tome Pires mencatat bahwa Lamuri tunduk pada Kesultanan Aceh yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496. Kesultanan Malaka didirikan tahun 1492 oleh Parameswara yang bergelar Sultan Megat Iskandar Syah. Parameswara menikah dengan putri Sultan Samdura Pasai yang menyebabkan hubungan kedua kesultanan itu semakin erat. Kesultanan Malaka pada masanya juga menjalin hubungan dengan banyak sekali kesultanan dan kerajaan dari luar Nusantara, karena letaknya yang sangat strategis bagi perdagangan. Namun setelah Malaka ditaklukan Portugis, perdagangan orang-orang Muslim diambil alih ke Kesultanan Aceh. ACEH, PAGARUYUNG DENGAN INDERAPURA, SIGUNTUR, SUNGAI PAGU Kesultanan Inderapura, Pagaruyung, Siguntur, dan Sungai Pagu merupakan pecahan dari Kerajaan Buddha yang pernah berjaya pada masa sebelumnya yang dikuasai oleh Adityawarman di wilayah Minangkabau sebelum Islam berkembang. Keempat Kesultanan tersebut memiliki hubungan yang sangat erat karena Inderapura, Siguntur, dan Sungai Pagu pernah menjadi Vassal dari Kesultanan Pagaruyung. Kesultanan Aceh juga berhubungan erat dengan kesultanan-kesultanan ini karena Aceh pernah mengekspansinya dan akhirnya terhenti berkat perlawanan masing-masing kesultanan tersebut dengan caranya masing-masing. Aceh juga yang menguasai perdagangan pada saat Kesultanan Malaka dikuasai Portugis yang semakin bergantungnya kesultanan lain di Sumatra terhadap Kesultanan Aceh. KESULTANAN DI JAWA DEMAK DENGAN PAJANG, MATARAM, BANTEN, DAN CIREBON Demak didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1481 dan menjadi Kerajaan Muslim pertama di Jawa yang sangat mempengaruhi kesultanan-kesultanan lain. Pada tahun 1561, Sunan Prawoto beserta keluarganya dibunuh oleh Arya Panangsang, kemudian Arya Panangsang dibunuh pula oleh Jaka Tingkir yang lalu memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang dan mendirikan Kesultanan Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya pada tahun 1568. Kesultanan Pajang runtuh saat masa Pangeran Benawa yang tidak memiliki putra mahkota. Lalu Pajang dijadikan negeri bawahan Mataram pimpinan Sutawijaya yang kemudian mendirikan Kesultanan Mataram dengan gelar Panembahan Senapati, putra dari Ki Ageng Pamenahan. Pengislaman Banten & Cirebon adalah pengaruh Demak. Ketiga Kesultanan tersebut sama-sama dipengaruhi oleh salah satu Wali Songo yang sangat terkenal di daerah tersebut terutama Banten & Cirebon, yakni Sunan Gunung Jati. Bahkan khusus Banten & Cirebon sendiri, kedua kesultanan tersebut bagaikan adik-kakak, karena sama-sama “dibesarkan” oleh Sunan Gunung Jati. KESULTANAN DI KALIMANTAN BANJAR DENGAN PASER & BERAU Hubungan Kesultanan Banjar dengan Kesultanan Paser, Berau, dan kesultanan-kesultanan kecil lainnya yang berada di wilayah Kalimantan Selatan & Timur dapat ditemukan dalam Hikayat Banjar yang menjelaskan bahwa Paser & Berau termasuk kesultanan kecil lainnya di wilayah itu merupakan bagian dari Kesultanan Banjar, disebut juga dengan Banjar Raya. Paser & Berau merupakan Vassal dari Kesultanan Banjar. SAMBAS DENGAN BRUNEI & SARAWAK Walaupun saat ini Kesultanan Brunei & Kesultanan Sarawak bukan merupakan bagian dari Republik Indonesia namun keduanya tersebut menjadi bagian dari sejarah kesultanan di Nusantara. Kesultanan Sambas bermula di Kesultanan Brunei yakni saat Sultan Brunei ke 9 –Sultan Muhammad Hasan- wafat pada tahun 1598, lalu digantikan oleh Sultan Abdul Jalilul Akbar yang memerintah selama puluhan tahun. Kemudian terjadi perebutan kekuasaan dengan adiknya, Pangeran Muda Tengah. Untuk menghinadari perpecahan, maka Sultan Abdul Jalilul Akbar memberikan wilayah kekuasaannya yakni Sarawak kepadanya adiknya itu. Maka Pangeran Muda Tengah menjadi Sultan Sarawak dengan gelar Sultan Ibrahim Ali Omar Syah yang lebih popular dengan sebutan Sultan Tengah. Beberapa tahun kemudian Sultan Tengah berpindah ke wilayah Sambas karena terjadi konflik internal kembali dengan kakaknya. Di Sambas, anak Sultan Tengah yakni Raden Sulaiman kemudian dinikahkan oleh putri penguasa Sambas dan mendirikan Kesultanan Sambas yang sebelumnya merupakan Kerajaan Hindu. KESULTANAN DI SULAWESI GOA-TALLO DENGAN BONE-SOPPENG-WAJO Kesultanan Dwi-Tunggal Makassar yang terdiri dari dua kesultanan namun pada hakikatnya satu, yakni Kesultanan Goa & Kesultanan Tallo mendapat ancaman dari beberapa kesultanan di sekitarnya. Untuk itu, kesultanan Bone, Soppeng, dan Wajo bersatu menjadi perserikatan kesultanan untuk melawan kesultanan Goa-Tallo. KESULTANAN DI MALUKU TERNATE & TIDORE Hubungan Kesultanan Ternate & Kesultanan Tidore lebih merupakan perebutan hegemoni kekuasaan, baik kekuasaan politik maupun perdagangan. Ternate yang awalnya bersekutu dengan Portugis diimbangi oleh Tidore yang bersekutu dengan Spanyol. Selain hubungan yang bersifat politik, hubungan antar kesultanan di seluruh penjuru Nusantara juga disebabkan karena ekonomi dan keagamaan. Dalam hal ekonomi sangat jelas buktinya yakni antara hampir seluruh kesultanan di seluruh penjuru Nusantara dengan wilayah Malaka, Jawa, dan Maluku yang pada awalnya Malaka yang menguasai perdagangan. Terlebih setelah Parameswara mendirikan Kesultanan Malaka membuat para pedagang terutama pedagang Muslim semakin gencar melakukan transaksi yang tidak hanya berupa ekonomi, tapi juga budaya dan agama yang paling jelas berpengaruh. Setelah Malaka ditaklukan Portugis pada tahun 1511 dan tempat perdagangan tersebut diambil alih kaum “kafir” maka para pedagang Muslim terpencar ke berbagai wilayah di Nusantara. Aceh mengambil alih bagian utara, Jawa mengambil alih bagian selatan, dan Maluku mengambil alih bagian timur. Itu sebabnya persebaran budaya & agama Islam semakin meresap ke seluruh penjuru wilayah Nusantara karena para pedagang Muslim selain berdagang juga berdakwah menyebarkan agama Islam yang membuat munculnya kerajaan-kerajaan Muslim sebagai pengganti kerajaan-kerajaan sebelumnya yang bercorak Hindu-Buddha dan sejak saat itu terjadi Islamisasi besar-besaran di seluruh penjuru Nusantara, kecuali Papua yang sedikit sekali menerima pengaruh Islamnya. DAFTAR PUSTAKA Yusuf, Mundzirin. Sejarah Peradaban Islam di Indonesia. Yogyakarta Penerbit PUSTAKA. 2006. Almascaty, Hilmu Bakar. Kerajaan Jeumpa Aceh, Khilafah Islam Pertama di Dunia Melayu. 2009. SKI Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sejarah Peradaban Islam di Indonesia. Yogyakarta Penerbit PUSTAKA. 2006. Reid, Anthony. Menuju Sejarah Sumatera, Antara Indonesia dan Dunia. Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 2011. Amran, Rusli. Sumatera Barat hingga Plakat Panjang. Penerbit Sinar Harapan. 1981. Tjandrasasmita, Uka. Arkeologi Islam Nusantara. Jakarta Kepustakaan Populer Gramedia. 2009. Munoz, Paul Michel. Kerajaan-kerajaan Awal Kepulauan Indonesia dan Semenanjung Malaysia. Mitra Abadi. 2009.
Apafungsi kerajaan dalam pembentukan nusantara?. Question from @Soniajuandi - Sekolah Menengah Atas - Ppkn. Articles Register ; Sign In . Soniajuandi @Soniajuandi. May 2019 2 10 Report. Apa fungsi kerajaan dalam pembentukan nusantara? adam23267777 Untuk mempersatukan Indonesia . 1 votes Thanks 0.
Tolong jawab ya hehe 1. Tuliskan sumber-sumber sejarah Kesultanan Samudra Pasai. Jelaskan 2. Apa faktor yang membuat Kesultanan Samudra Pasai dan Aceh mencapai kejayaannya? Apa pula faktor yang membuat kesultanan - kesultanan tersebut runtuh? 3. Bandingkan masa pemerintahan Sultan Aceh Iskandar Muda dengan sultan penerusnya. 4. Apa yang dimaksud teuku dan tengku dalam masyarakat Aceh? 5. Jelaskan secara singkat faktor yang mendukung kejayaan dan faktor yang melatarbelakangi runtuhnya setiap kesultanan yaitu Demak, Mataram dan banten 6. Apa sumbangan dalam bidang sosial budaya, politik, seni dan lain-lain ketiga kesultanan tersebut bagi Nusantara? hubungan antara kesultanan demak dan majapahit 8. Jelaskan hubungan antara kesultanan Demak dan kerajaan Mataram hindu 9. Jelaskan hubungan antara kesultanan Demak dan kesultanan Banten 10. Jelaskan hubungan antara kesultanan Banten dan kerajaan pajajaran. Jawaban = untuk keturunan bangsawantengku = untuk pemuka kalau salah
YX3WHq.